Tahun 2025 diprediksi sebagai periode penuh tantangan bagi ekonomi global. Inflasi yang terus meroket membuat harga kebutuhan pokok, energi, dan pendidikan semakin mahal. Generasi muda—khususnya Generasi Z dan milenial—menjadi kelompok yang paling merasakan dampak karena baru memasuki dunia kerja dan membangun kehidupan.
Penyebab Inflasi Global
Beberapa faktor utama yang mendorong inflasi antara lain:
- Krisis Energi akibat transisi dari fosil ke energi hijau yang belum stabil.
- Gangguan Rantai Pasok pasca pandemi dan konflik geopolitik.
- Kenaikan Harga Pangan karena perubahan iklim yang mengurangi hasil panen.
- Utang Negara yang memicu pelemahan nilai mata uang.
Dampak pada Generasi Muda
- Biaya Hidup Tinggi – Sewa rumah, harga makanan, dan transportasi melonjak.
- Kesulitan Menabung – Gaji tidak sebanding dengan kebutuhan hidup.
- Pendidikan & Karier – Biaya kuliah naik, sementara peluang kerja terbatas.
- Tekanan Mental – Kecemasan finansial meningkat, memperburuk krisis kesehatan mental.
Respon Pemerintah dan Bank Sentral
Banyak negara menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi. Namun, langkah ini sering memperlambat pertumbuhan ekonomi. Subsidi pangan, energi, dan beasiswa pendidikan menjadi kebijakan tambahan untuk melindungi generasi muda.
Peluang di Tengah Krisis
Meski sulit, krisis juga melahirkan peluang. Generasi muda semakin kreatif mencari penghasilan tambahan melalui ekonomi digital, investasi kripto, hingga usaha kecil berbasis teknologi. Adaptasi ini bisa mempercepat transformasi ekonomi global.
Masa Depan Ekonomi 2025
Jika inflasi dapat dikendalikan, generasi muda akan tumbuh lebih tangguh. Namun, jika dibiarkan, dunia bisa menghadapi “generasi hilang” yang kesulitan memiliki rumah, keluarga, bahkan stabilitas finansial.
Penutup:
Inflasi 2025 adalah ujian berat bagi generasi muda. Mereka harus berjuang lebih keras dibanding generasi sebelumnya untuk mencapai stabilitas hidup di tengah dunia yang semakin tidak pasti.

