Kesehatan Mental: Krisis Global yang Diabaikan

Kesehatan Mental: Krisis Global yang Diabaikan

0 0
Read Time:1 Minute, 3 Second

Di balik berbagai kemajuan teknologi dan ekonomi, dunia menghadapi masalah besar yang sering diabaikan: krisis kesehatan mental. Depresi, kecemasan, dan bunuh diri meningkat drastis di seluruh dunia, menjadikannya salah satu tantangan kesehatan global abad ke-21.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 1 dari 4 orang akan mengalami masalah kesehatan mental sepanjang hidupnya. Namun, layanan kesehatan mental masih terbatas, terutama di negara berkembang. Stigma sosial membuat banyak orang enggan mencari pertolongan.

Pandemi COVID-19 memperburuk situasi. Isolasi, kehilangan pekerjaan, dan ketidakpastian masa depan menciptakan lonjakan kasus gangguan mental. Namun, perhatian global lebih fokus pada kesehatan fisik, membuat isu ini kerap terpinggirkan.

Kesehatan mental juga berdampak pada ekonomi. Produktivitas menurun, biaya kesehatan meningkat, dan potensi sumber daya manusia hilang. Generasi muda menjadi kelompok paling rentan karena tekanan sosial dan tuntutan hidup yang semakin kompleks.

Beberapa negara mulai meluncurkan program nasional untuk menangani krisis ini, termasuk memperluas akses konseling, pelatihan tenaga profesional, dan penggunaan aplikasi kesehatan mental berbasis AI. Namun, skala masalah jauh lebih besar dibanding upaya yang dilakukan.

Tanpa perhatian serius, krisis ini bisa menjadi bom waktu. Kesehatan mental tidak hanya soal individu, tapi juga soal ketahanan sosial dan ekonomi suatu bangsa.

Kesadaran global harus berubah: kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mengabaikannya berarti mengorbankan masa depan generasi berikutnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%